BOOK REVIEW : AMINAH - SENANDUNG RINDU BUNDA RASUL (NURIYE CELEGEN)
BACK COVER
Wajahnya
yang putih pucat berkata “Ibuku, Ibuku!”
Wahai anak
yang polos!
Aku
serahkan dirimu kepada Allah.
Semoga
Tuhan memberimu kebahagiaan dan keberkahan.
Jangan
sedih karena ditinggal ibumu.
Hatiku
berucap, Muhammad SAW…. Muhammad SAW…
Ia
menatapku. Tangannya yang putih beraroma mawar berada di tanganku. “Ibuku!
Serunya. “Ibuku!”
Rasa rindu
pada kalbuku bergejolak. Berpisah dengannya, ya Allah, seperti menangung
serpihan api kerinduan.
IDENTITAS
BUKU
Judul :
Aminah, Senandung Rindu Bunda Rasul
Penulis :
Nuriye Celegen
Penerjemah
: Abdul Aziz, Andi Setiawan dan Heri P
Penerbit :
Kaysa Media (Anggota Ikapi)
Tebal : 290
halaman
REVIEW
Sungguh
sedih kehidupan yang dilalui oleh Aminah, Ibunda Rasulullah SAW. Sebagai tokoh
utama dalam buku ini, perjalanan hidup Aminah yang diceritakan adalah ketika
beliau hendak dijodohkan dengan seorang anak pemuka Mekah, Abdullah namanya,
perjalanan itu terus berlanjut hingga beliau mengandung nabi Muhamamd SAW lalu akhirnya beliau
wafat meninggalkan nabi ketika usia nabi masih kecil.
Singkat
cerita, Aminah pun menikah dengan Abdullah, putra Abdul Muthalib. Abdullah
yang merupakan seorang keturunan pemuka Mekah membuatnya begitu dikagumi banyak
wanita Mekah, namun Allah telah menetapkan ia berjodoh dengan wanita yang tak
pernah tertangkap mata oleh lelaki manapun, dialah Aminah, wanita yang terjaga
kesuciannya. Pernikahan mereka menjadi pusat perhatian seluruh Mekah. Semua
hadir di acara pesta pernikahan itu.
Namun baru
beberapa hari berlalu, Abdullah harus pergi lama meninggalkan Aminah untuk berdagang. Memang,
pernikahan itu dilangsungkan tepat sebelum jadwal berdagang tiba. Siapa sangka
perpisahan itu merupakan perpisahan antara kehidupan dan kematian, Abdullah tak
kembali lagi, Aminah menjanda dengan inai yang masih menempel di jemari dan
janin di kandungan yang belum sempat dikabarkan kepada ayahnya. Bahkan Aminah
juga tak dapat mengunjungi makam suaminya Abdullah sebab Abdullah dimakamkan di
Yastrib luar kota Mekah.
Awalnya
yang dirasa Aminah adalah kerinduan, rasa itu berganti dengan kesedihan. Kesedihan
terus dirasa Aminah selama mengandung Rasul, namun Allah tak mungkin diam saja,
Allah permudah kehamilan Aminah, Aminah seolah tak mengandung, kehamilannya tak
seperti kehamilan wanita pada umumnya, Aminah mengalami kemudahan-kemudahan
dalam kehamilan serta Aminah melahirkan dibantu oleh para malaikat. Seluruh
bumi menyadari kehadiran adanya rasul terakhir.
Kesedihan
kembali dirasakan Aminah setelah melahirkan Muhammad, yakni ketika masanya
anak-anak harus diberikan kepada ibu
susu mereka. Aminah berpisah dengan Muhammad sampai 4 tahun lamanya. Selama itu
Muhammad diasuh oleh ibu susunya, Halimah.
Dalam buku ini diceritakan juga bagaimana bayi Muhammad memberikan rezeki, kemudahan dan ketentraman pada keluarga ibu susunya, begitu menakjubkan dan diluar logika manusia, hanya Allah yang bisa memberikan rahmat itu pada manusia ciptaannya, pada calon Rasul-Nya. Muhammad tumbuh dewasa sebelum waktunya. Semua rahasia kedewasaan Muhammad seolah terjawab saat Aminah meninggal dunia dan meninggalkan Muhammad kecil dalam kondisi yatim piatu.
Begitulah
akhir dari buku ini.
Selama
membaca buku ini, bisa dibilang aku tak pernah tertawa sebab memang tak ada
yang lucu, semua isinya serius dan tentu saja cukup menyedihkan.
Yang bisa
aku simpulkan melalui buku ini adalah, jangan pernah putus asa atas cobaan yang
menimpa, Allah punya rahasia-Nya sendiri atas apa yang terjadi dan Allah tahu yang
terbaik dalam hidup seorang hamba. Seperti Aminah, memang dominasi kesedihan Aminah
sangat tergambar jelas dari buku ini seolah tak ada kebahagiaan dalam hidupnya
selain menikah dan melahirkan seorang Muhammad. Namun tentu saja anak yang
dilahirkan bukan anak sembarangan melainkan adalah seorang Rasul terakhir. Dan
tentu saja tak mungkin seorang Rasul lahir dari Rahim wanita yang biasa-biasa
saja, Aminah merupakan seorang wanita terhormat lagi terjaga kesuciannya.
Aminah juga seolah memiliki kesabaran tanpa batas sepanjang kesedihan yang
dialaminya, hal itu tentu sebab keimanannya yang juga luar biasa dan lingkungan
keluarga yang baik. Jika bukan Aminah yang mengandung Nabi, mungkin tak ada
wanita sanggup menanggungnya.
Membaca
buku ini akan membuat wawasan kita perihal ibu dan ayahnya Rasulullah SAW
semakin luas. Kisah ibunda dan ayah rasul biasanya jarang diceritakan dalam
ceramah-ceramah atau kajian-kajian dimanapun, namun dari rahimnya lah lahir
seorang Rasul.
Demikian,
semoga bermanfaat.
Komentar
Posting Komentar