Seminar : Pemuda Berkualitas Pembawa Perubahan oleh Organisasi Forum Ukhuwah Peduli Bungo (FUPB)
Hari ini hari minggu yang sedikit
spesial sebab ada seminar langka yang diadakan oleh organisasi kepemudaan yang
terdapat di Kabupaten Bungo Provinsi Jambi. Organisasi tersebut bernama Forum
Ukhuwah Peduli Bungo (FUPB).
2 orang yang menjadi pemateri
dalam agenda ini, seorang lelaki yang bernama Wasril Tanjung, S,Pd. Beliau
merupakan seorang guru fisika dan sudah sangat sering mengisi acara sebagai
motivator, kiprahnya dalam dunia motivator sudah tidak diragukan lagi. Beliau
sendiri merupakan senior saya di kampus yakni Universitas Jambi dan juga senior
saya di organisasi kampus UKM Riset dan Penalaran Exist sehingga saya cukup
kenal dengan beliau.
Satu lagi pemateri bernama Rini
Oktavia, S,P dan itulah saya sendiri jadi saya tidak akan mengulas tentang
beliau haha.
Yang akan saya bahas di sini
adalah materi yang saya sampaikan pada saat seminar karena rasanya sayang jika
tidak diabadikan dan dibagikan lewat tulisan. Harapannya semoga saja jika
tadinya saya tidak maksimal dalam memberikan materi atau audiens tidak fokus
mendengarkan saya setidaknya saya bisa memberikan materinya kepada orang lain
yang akan membaca tulisan ini dan mendapatkan hikmahnya insyaAllah.
Baca Juga :
Jadi Peserta Seminar, Baiknya Gimana?
Baca Juga :
Jadi Peserta Seminar, Baiknya Gimana?
Jadi, seminar hari ini dihadiri
oleh lebih kurang 400 orang peserta dan jumlah panitia sebanyak lebih kurang 19
orang. Seminar bertempat di aula kampus Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA)
Kabupaten Bungo dan dilangsungkan mulai pukul 08.00 sampai dengan pukul 12.30.
Seminar ini juga merupakan rangkaian dari perlombaan yang sudah dilangsungkan
sebelumnya yakni lomba cipta puisi mini dan lomba video kreatif untuk tingkat
SLTA dan Mahasiswa. Tema seminar kali ini adalah "Pemuda Berkualitas
Pembawa Perubahan"
Berikut ini flyernya.
Berbicara tentang pemuda tentu
menjadi tema yang sangat krusial sebab kita tahu bahwasannya pemuda adalah
generasi penerus bangsa dan generasi yang nantinya akan menjadi ujung tombak
harapan bangsa dan negara. Sehingga menjadi seorang pemuda tentu memiliki tugas
dan tanggung sendiri.
Menjadi pemuda harus dituntut untuk berbuat lebih sebab pemuda memang berada pada kondisi terbaik dari sisi fisik, psikis atau mental, semangat dan lain sebagainya.
Menjadi pemuda harus dituntut untuk berbuat lebih sebab pemuda memang berada pada kondisi terbaik dari sisi fisik, psikis atau mental, semangat dan lain sebagainya.
Jika ditinjau dari sisi hukum
yakni menurut undang-undang.
UUD No. 40 Tahun 2009
“Pemuda adalah warga negara indonesia yang memasuki periode penting
pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 16-30 tahun”
Disitu ada penekanan bahwasannya
pemuda sedang berada pada periode penting pertumbuhan dan perkembangan. Maka
jika masa-masa pertumbuhan dan perkembangan yang penting itu terlewati dengan
sia-sia maka sudah bisa ditebak akhirnya pemuda tersebut akan menjadi pemuda
yang sia-sia.
Oleh karena itulah saya merasakan
begitu pentingnya seorang pemuda sadar bahwa dia sedang berada pada periode
penting itu dan sudah seharusnya mempersiapkan diri untuk menjadi pemuda yang
berkualitas, permuda yang nantinya mampu memberi dampak dan pengaruh yang besar
bagi masyarakat atau setidaknya mampu merubah diri sendiri menjadi lebih baik.
Di sini saya akan membawa
teman-teman pada masa lalu.
Ir. Soekarno
“Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya.
Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia”.
Sepuluh orang yang disampaikan Ir
Soekarno tersebut bukanlah pemuda yang biasa-biasa saja melainkan pemuda yang
luar biasa atau pemuda yang berkualitas sehingga bisa memberikan pengaruh pada
dunia.
Juga mari kita ingat kembali
kisah-kisah pada zaman dahulu tentang pemuda-pemuda islam.
Mush'ab bin Umair
Dilansir dari
kisahmuslim.com. Di zaman Rasulullah SAW
ada seorang pemuda kaya, berpenampilan rupawan dan biasa dengan kenikmatan
dunia, beliau adalah Mush’ab bin Umair
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Aku tidak pernah melihat seorang pun di Mekah yang lebih rapi
rambutnya, paling bagus pakaiannya, dan paling banyak diberi kenikmatan selain
dari Mush’ab bin Umair.” (HR. Hakim)
Mush’ab bin Umair yang hidup di
lingkungan jahiliyah ; penyembah berhala, pecandu khamr, penggemar pesta dan
nyanyian, Allah beri cahaya di hatinya, sehingga ia mampu membedakan manakah
agama yang lurus dan mana agama yang menyimpang. Manakah ajaran seorang Nabi
dan mana yang hanya warsisan nenek moyang semata. Dengan sendirinya ia bertekad
dan menguatkan hati untuk memeluk Islam. Ia mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam di rumah al-Arqam dan menyatakan keimanannya.
Ibu Mush’ab bin Umair, mengetahui
putra kesayangannya meninggalkan agama nenek moyang, beliau kecewa bukan
kepalang. Ibunya mengancam bahwa ia tidak akan makan dan minum serta terus
beridiri tanpa naungan, baik di siang yang terik atau di malam yang dingin,
sampai Mush’ab meninggalkan agamanya.
Namun ternyata Mush’ab tak goyah.
Hingga singkatnna berubahlah kehidupan pemuda kaya raya itu. Tidak ada lagi
fasilitas kelas satu yang ia nikmati. Pakaian, makanan, dan minumannya semuanya
berubah.
Ali bin Abi Thalib berkata,
“Suatu hari, kami duduk bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di
masjid. Lalu muncullah Mush’ab bin Umair dengan mengenakan kain burdah yang
kasar dan memiliki tambalan. Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
melihatnya, beliau pun menangis teringat akan kenikmatan yang ia dapatkan
dahulu (sebelum memeluk Islam) dibandingkan dengan keadaannya sekarang…” (HR.
Tirmidzi No. 2476).
Demikianlah perubahan keadaan
Mush’ab ketika ia memeluk Islam. Ia mengalami penderitaan secara materi.
Kenikmatan-kenikmatan materi yang biasa ia rasakan tidak lagi ia rasakan ketika
memeluk Islam. Bahkan sampai ia tidak mendapatkan pakaian yang layak untuk
dirinya. Ia juga mengalami penyiksaan secara fisik sehingga kulit-kulitnya
mengelupas dan tubuhnya menderita. Penderitaan yang ia alami juga ditambah lagi
dengan siksaan perasaan ketika ia melihat ibunya yang sangat ia cintai memotong
rambutnya, tidak makan dan minum, kemudian berjemur di tengah teriknya matahari
agar sang anak keluar dari agamanya.
Semua yang ia alami tidak
membuatnya goyah. Ia tetap teguh dengan keimanannya. Mush’ab bin Umair adalah
salah seorang sahabat nabi yang utama. Ia memiliki ilmu yang mendalam dan
kecerdasan sehingga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutusnya untuk mendakwahi
penduduk Yatsrib, Madinah.
Mush’ab juga merupakan seorang
pemuda yang teladan dalam bersemangat menuntut ilmu, mengamlakannya, dan
mendakwahkannya. Ia memiliki kecerdasan dalam memahami nash-nash syariat,
pandai dalam menyampaikannya, dan kuat argumentasinya.
Mush’ab bin Umair adalah pemegang
bendera Islam di peperangan yakni adap Perang Uhud.
Zaid bin Tsabit
Dari dalammuslim.com, Zaid bin Tsabit adalah seorang yang diberi
amanah untuk mengumpulkan dan menuliskan Al Qur’an pada zaman Kekhalifahan Abu
Bakar dan Umar bin Khatab. Ia juga telah meriwayatkan 92 hadis Rasulullah saw.
Lima diantaranya telah disepakati oleh Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim. Selain
itu, Imam Al-Bukhari juga meriwayatkan empat hadis yang lain bersumber dari
Zaid bin Tsabit.
Sementara, Imam muslim juga
meriwayatkan satu hadis yang lain bersumberkan dari Zaid bin Tsabit. Zaid Ibn
Tsabit, sang pakar Faraidh (ilmu waris) dalam umat ini, pada masa Rasulullah
SAW beliau masih muda. Umurnya tidak lebih dari 23 tahun ketika Rasulullah SAW
wafat. Kecerdasan dari Zaid bin Tsabit sungguh luar biasa. Dia mampu
mempelajari suatu hal dengan sangat cepat.
Muhammad Al Fatih
Dari daarulmuwahhid.org. Dalam sejarah, Islam pernah menaklukkan benua
Eropa. Siapa sangka salah satu dari Panglima Perang saat itu adalah seorang
pemuda yang sangat saleh, berusia 21 tahun, yang bernama Sultan Muhammad Al
Fatih (30 Maret 1432 – 3 Mei 1481) . Ia merupakan seorang sultan Turki Utsmani
yang menaklukkan Kekaisaran Romawi Timur. Mempunyai kepakaran dalam bidang ketentaraan,
sains, matematika & menguasai 6 bahasa saat berumur 21 tahun.
Kejayaannya dalam menaklukkan
Konstantinopel menyebabkan banyak kawan dan lawan kagum dengan kepimpinannya
serta taktik & strategi peperangannya yang dikatakan mendahului pada zamannya
dan juga kaedah pemilihan tenteranya. Ia jugalah yang mengganti nama
Konstantinopel menjadi Islambul (Islam keseluruhannya). Kini nama tersebut
telah diganti oleh Mustafa Kemal Ataturk menjadi Istanbul. Untuk memperingati
jasanya, Masjid Al Fatih telah dibangun di sebelah makamnya.
Diceritakan bahwa tentara Sultan
Muhammad Al Fatih tidak pernah meninggalkan solat wajib sejak baligh &
separuh dari mereka tidak pernah meninggalkan solat tahajjud sejak baligh.
Hanya Sulthan Muhammad Al Fatih saja yang tidak pernah meninggalkan solat
wajib, tahajud & rawatib sejak baligh hingga saat kematiannya.
Ashabul Kahfi
Dikutip dari laman almanhaj.or.id Allâh berfirman:
(Ingatlah) tatkala pemuda-pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua, lalu mereka berdoa: “Wahai Rabb kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu, dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)”. [Al-Kahfi/18:10]
Allâh Azza wa Jalla mengabarkan
bahwa mereka adalah para pemuda yang lari untuk menyelamatkan keimanan mereka
dari kaum mereka yang sudah terjerat oleh kesyirikan dan pengingkaran terhadap
hari kebangkitan, supaya fitnah itu tidak menimpa mereka. Mereka mengungsi ke
sebuah goa yang berada di gunung.
Ketika memasuki gua tersebut,
mereka berdoa kepada Allâh memohon rahmat dan belas-kasih-Nya. Dikatakan oleh
Syaikh Asy-Syinqithi rahimahullah, bahwa permohonan mereka tersebut merupakan
doa yang agung dan mencakup seluruh kebaikan.
Tentang jadi diri para pemuda
tersebut, Allâh Azza wa Jalla berfirman: Sesungguhnya mereka adalah
pemuda-pemuda yang beriman kepada Rabb mereka, dan Kami tambah pula untuk
mereka petunjuk. [Al-Kahfi/18:13]
Allâh Subhanahu wa Ta’ala
memberitahukan, mereka adalah sekumpulan pemuda yang menerima kebenaran dan
lebih lurus jalannya daripada generasi tua dari kalangan mereka, yang justru menentang dan bergelimang dengan agama
yang batil.
Beragam kisah tentang pemuda
muslim di zamannya itu merupakan kisah yang sangat patut untuk diteladani
pemuda masa kini, bagaimana seorang Mush'ab bin Umair begitu teguh pendirian
meskipun hinaan dan cacian yang datang menyebabkan dirinya kehilangan semua
harta yang pernah dimilikinya, namun tekad yang kuat untuk memperbaiki diri dan
hijrah membuatnya tak kendor sedikitpun.
Begitu pula kisah Zaid bin Tsabit
dengan kecerdasan dan keinginan untuk terus belajar dan sangat baik untuk
diteladani pemuda saat ini.
Pun dengan Muhammad Al Fatih
dengan ibadah yang sangat terjaga sejak baligh dan semangat muda yang diasah
membuat dirinya menjadi kekaguman bagi bangsa eropa pada saat itu, begitulah
sebaiknya pemuda muslim.
Juga tentang pemuda ashabul kahfi
yang tetap kokoh pendirian mempertahankan keimanan, tidak melebur dengan
kesesatan namun memilih tetap pada jalur keberanan, tidak ikut ikutan dengan
tren yang berakibat buruk bagi keimanan diri sendiri.
Baca Juga :
Kontribusi adalah Identitas Pemuda
Baca Juga :
Kontribusi adalah Identitas Pemuda
Terlepas daripada itu, kita bisa
lihat gaya pemuda masa kini yang amat
suka mengikuti tren misalnya gaya hidup orang non muslim padahal
sebetulnya islam sudah punya petunjuk yang sempurna bagi hidup kita melalui
Al-Qur’an dan Sunnah.
![]() |
pemuda dan gadget (sumber : brilio.net) |
Belum lagi sifat anti sosial yang
begitu melekat dalam hati pemuda saat ini. Dengan adanya gadget membuat pemuda
saat ini hidup di dua dunia yakni dunia nyata dan dunia maya. Dimana-mana
pegang gawai sehingga tidak lagi memperhatikan bagaimana keadaan sekitar, maka
kecil kemungkinan pemuda yang demikian akan peduli dengan lingkungan sosialnya.
Peduli pun tidak, bagaimana akan memberi perubahan?
Jadi sebetulnya bagaimana menjadi
pemuda yang berkualitas itu dan pada akhirnya bisa menjadi pemuda yang membawa
perubahan?
Bersambung......... ke SINI
Komentar
Posting Komentar