Cara Membuat Judul Buku yang Menarik


judul-buku

Ada yang bilang, don’t judge by the cover. Tapi pada kenyataannya, ketertarikan seseorang memang rata-rata karena apa yang dilihat oleh mereka lebih dahulu. Begitupun dengan saya. Jika ingin membeli buku saya biasanya akan tertarik saat melihat covernya terlebih dahulu
Namun, ketika isi bukunya luar biasa, tapi judul bukunya biasa-biasa saja, saya yakin akan mengurangi jumlah orang yang minat terhadap buku tersebut. Apalagi kalau cover didesain tanpa ada eye catching-nya.

Nah, dalam tulisan ini akan ada beberapa tip bagaimana membuat judul yang menarik. Ketika kamu sudah menyelesaikan naskah, cerita sudah mantap, tulisan sudah rapih dan di self editing, sekarang saatnya memikirkan judul yang cocok untuk isi buku kamu. Apa saja tipnya?


1.        Judul yang Kontroversi

Buku-buku dengan tipe kontroversi ini bisa memberi peluang bukunya akan dilirik oleh banyak pembeli. Kenapa? Judul-judulnya bikin pembaca mengerutkan dahi dan akhirnya kepo dengan isinya. Contohnya Rapot Merah Aa Gym, pembaca akan berpikir “memang Aa Gym punya dosa apa?”. Gara-gara Indonesia, pembaca akan berpikir “memang Indonesia bikin olah apa sih”. Akhirnya kepo kan? 


2.        Judul yang Tidak Umum atau Berbeda


Hal yang berbeda dan kreatif pasti akan dilirik banyak orang. Betul begitu? Buku Jadilah yang Terbalik salah satu buku yang  sangat kreatif. Coba saja ke gramedia di kategori muslim. Buku motivasi islam yang bagus. Bukunya Pak Isa Alamsyah pun yang berjudul Humortivasi sangat kreatif dari judul juga isi. Beliau memadukan dua kata, motivasi dan humor. Jadilah humortivasi. Kalau kamu ingin membuat judul buku tipe ini, kamu harus berpikir matang-matang untuk menciptakan sesuatu yang berbeda juga kreatif.


3.         Judul yang dibutuhkan Pembaca


Ada beberapa orang yang ke toko buku ketika dirinya membutuhkan sesuatu. Misalkan, mahasiswa butuh buku kuliah. Pasti mencari di buku-buku teori. Ada orang ingin jadi youtuber, pasti mencari kebagian teknologi. Ada siswa yang sedang galau mikirin PTN, pasti butuh buku motivasi belajar. Orang-orang seperti ini yang bisa menjadi target calon pembaca buku kamu, dengan cara membuat judul yang menyesuai isi hati dan perasaan mereka. Contohlah seperti judul-judul di atas. Buku teman berjuang sangat memahami mereka yang sedang tidak yakin untuk meraih impiannya dan butuh rangkulan. Kalimat teman berjuang sangat cocok untuk kondisi mereka yang seperti itu. begitu pun dengan buku Dear Allah Maafin Aku yang Dulu. Buku ini bagi mereka yang punya masa lalu kelam, namun ada niatan untuk berhjrah dan bertaubat.

4.         Judul Berupa Ajakan


Menurut Penulis Mahesta Rastha sebenarnya judul buku dengan tipe ajakan, baginya pribadi kurang menjual. Karena setiap orang kan punya selera masing-masing. Namun, kalau berpikir objektif, judul buku dengan tipe berupa ajakan ini lumayan bisa menarik perhatian pembaca. Contohnya saja buku Saksikan bahwa Aku Seorang Muslim. Dari judulnya sudah menarik, bahkan isinya padat, jelas, dan berisi. Wajar saja kalau best seller karyanya Ustadz Salim A Fillah ini.


5.        Judul Berupa Perintah


Kalau judul berupa perintah, sebenarnya ada menariknya dan ada nusuknya. Menariknya adalah kalimat perintah yang dibuat adalah sebuah dorongan atau stimulus positif untuk pembaca. Contoh buku Kak Mahes Stop Talking and Start Hijrah. Beliau mengajak mereka untuk bersegera berhijrah daripada terlalu banyak berbicara. Di sini ada nusuknya sedikit, jangan banyak omong, langsung saja action. 

Buku Jangan Berdakwah justru seperti tipe judul buku kontroversi. Ketika orang-orang diserukan untuk berdakwah, ini malah tidak boleh berdakwah. Tapi dicover buku tersebut ada subjudulnya “nanti masuk surga”. Akhirnya judul yang memerintah ini sebenarnya memberikan kontroversi tapi ada motivasi mendalam pada subjudulnya.


6.        Judul Berupa Pertanyaan

Biasanya, penulis yang menggunakan tipe judul buku berupa pertanyaan ini agar pembaca kebingungan dan juga bertanya-tanya. Memang ada apa, kenapa, dan sebagainya. Hal ini tujuannya agar pembaca lebih kepo dengan isi bukunya. Mereka akan penasaran dengan apa jawaban dari pertanyaan pada judul buku tersebut. Kalau kamu ingin membuat judul buku yang seperti ini, pastikan pertanyaannya memang benar-benar membuat pembaca kepo.

Kelemahan penulis ketika membuat judul buku seperti ini adalah memberikan jawaban pada judulnya pula. Misalkan, Mau menangis? Ke Allah Saja! Judul ini berupa pertanyaan, tapi malah penulis beri jawaban pula di judul tersebut. Saya berpikir, yasudah kan sudah dijawab pertanyaannya. Berarti isinya tentang bla bla bla. Akhirnya pembaca jadi malas untuk kepoin isi bukunya, karena pertanyaan di judul buku sudah dijawab di judulnya pula.


7.        Judul Berupa Teguran


Judul yang membuat pembaca teriris hatinya bagi saya sangat mudah untuk dilirik. Pembaca akan merasa tersindir, tapi hatinya tidak sakit karena bukan dinasehati oleh seseorang melainkan sebuah buku. Akhirnya ia kepo dengan isinya dan lanjut dengan membelinya. Kalau kalian perhatikan judul-judul di atas, semuanya adalah judul-judul yang memberi teguran kepada pembaca. Tak Kenal, maka Tak Dakwah, kalau kamu belum kenal gimana bisa berdakwah? Mumpung Kita Masih Muda, jangan sampai masa mudamu sia-sia. Ada orang yang hidupnya pendek, tapi banyak manfaat. Dan ada pula orang yang hidupnya panjang, tapi sedikit manfaat. Bukankah ini menarik?


8.        Judul yang Langsung Menuju Sasaran


Beberapa judul memang terlihat langsung menuru siapa sasaran pembacanya. Buku Karakteristik Lelaki Shalih berarti dikhususnya untuk laki-laki yang ingin berhijrah dan menjadi sosok laki-laki tangguh. Buku Untuk Kalian yang Rindu Perubahan berarti dikhususkan untuk mereka yang memang ingin berubah menjadi lebih baik. Begitu pun judul lainnya. Namun kelemahannya adalah, kalau tepat sasaran jadi terlalu spesifik judunya. Seperti lima judul pertama, itu berarti bukunya hanya dikhususkan untuk laki-laki, perempuan, dan penulis. Tapi kalau buku Untuk Kalian yang Rindu Perubahan, Tentang Kamu, dan Negeri Para Bedebah sangat umum kan? semua orang bisa membacanya jadinya.

9.        Judul yang Tegas

Biasanya ketegasan buku itu dipakai untuk sub judul. Misalkan, Kak Mahes sedang membuat buku judulnya Be a Smart Student. Kemudian, saya memberikan subjudul sebagai penguat dan penegasan, yaitu “membongkar rahasia belajar orang sukses dan rahasia belajar yang benar”. Namun, judul buku-buku di atas langsung pada penegasan, langsung ke inti, langsung memberitahukan apa isi buku tersebut. Sehingga, membuat orang-orang langsung kepo dan melirik buku tersebut dan melihat blurbnya.


10. Judul yang diawali dengan Angka

Kalau saya pribadi, tertarik pada buku tipe seperti ini ketika angka yang dipakai adalah angka yang banyak. Seperti angka 50 dan 100. Karena saya berpikir, oh isinya berarti banyak macam-macamnya. Akhirnya saya jadi penasaran dengan isi bukunya. Misalkan contoh buku di atas, 100 Muslim Paling Berpengaruh Sepanjang Sejarah. Akibat angka 100 itu, membuat saya berpikir, wah siapa saja ya 100 orang muslim yang berpengaruh.

Namun, saya pribadi kurang tertarik ketika hanya menggunakan angka yang kecil. Misalkan, 7 rahasia agar bisa menulis. Dari judul tersebut, saya merasa kurang puas, akibat angka tujuhnya. Saya sebagai pembaca berpikir, oh isinya hanya tujuh buah saja. Akhirnya jadi mengurungkan beli buku tersebut. Ini hanya pendapat pribadi, selera orang saya yakin berbeda-beda.


11. Judul yang diawali dengan Nama


Saya sampai sekarang sejujurnya masih bingung dari sisi mananya buku dengan tipe nama ini bisa menarik penjual. Namun, kalau sekelas Harry Potter atau karya Tere Liye. Saya yakin cukup menggunakan satu kata, satu nama, atau judul sederhana saja, orang-orang akan banyak yang tertarik. Karena sudah kenal jati diri seorang penulisnya.

Namun, bagi seorang penulis yang pada dasarnya belum memiliki nama. Ketika kamu ingin membuat judul buku dengan satu nama saja seperti contoh-contoh di atas, pastinya namanya sesuai dengan karakter tokoh, juga isinya yang tidak mengecewakan pembaca.


12. Judul dari Fenomena atau Sejarah

Bagi para penyuka sejarah, judul-judulnya di atas sudah cukup menarik perhatian pembaca. Apalagi membongkar sisi lain dari sejarah tersebut. Misalkan, judul buku Di Balik Runtuhnya Turki Utsmani. Kalau kalian lihat dari cover-nya, kalian lihat dibagian paling atas ada simbol illuminati. Pembaca akan kepo apa hubungannya runtuhnya Turki Utsmani dengan Illuminati? Akhirnya mereka jadi punya dorongan untuk membelinya. Intinya, kalau mau buat buku sejarah itu atau ingin membuat novel dari cerita sejarah, ambil bagian yang paling menarik sehingga naskah kamu punya sesuatu yang menjual.


13. Judul yang Terbalik dari Kenyataan

Semua judul buku ada yang aneh, tapi menarik dan unik. Ada yang menuai kontroversi seperti buku flat earth. Ada yang aneh bin ajaib seperti buku Kalau Mau Kaya Ngapain Sekolah dan Malas tapi Sukses. Kalau kamu mau membuat judul tipe seperti ini, kamu harus punya pola pikir terbalik dari apa yang ada dikehidupan nyata.


14. Judul dengan Tip and Trik

Buku model seperti ini sudah pasti banyak peminatnya. Karena memang yang namanya tips dan trik, pasti banyak yang membutuhkan. Buku tips dan trik biasa dibuat karena memang banyak yang membutuhkan sebuah solusi dari sebuah masalah. Kalau kamu mau membuat buku seperti ini, pastikan solusinya bukan hanya sekadar teori, tapi memang bisa memberikan dampak kepada pembaca.


15. Judul dengan Satu Kata

Buku-buku dengan judul yang sederhana seperti ini harus pintar-pintar. Kalau kamu bukan penulis terkenal, bukunya akan sepi peminat. Karena judulnya yang terlalu sederhana dan hanya memakai satu kata. Kalau kamu masih mau menggunakan judul seperti di atas, cobalah gunakan subjudul sebagai penegasan dan memberi pelengkap apa isi buku kamu sebenarnya. Sub judul tersebut akan menjadi penguat dari kurang jelasnya judul yang sudah kamu berikan yaitu hanya dengan satu kata.


16. Judul dari Paduan Kata Mutiara dan Kata Kreatif

Terakhir, pembuatan judul dengan menggunakan kata mutiara atau kata kreatif. Bagusnya menggunakan metode terakhir ini adalah pembaca akan tertarik dan kagum dengan judul yang diberikan. Karena memadukan kata-kata yang bagus dan cantik sebagai pengikat hati pembaca. Bagi penulis pemula, sebenarnya menggunakan metode ini sedikit sulit karena mereka harus banyak-banyak baca agar kosa kata di kepala banyak dan mudah menyusun kalimat menjadi sebuah kalimat yang bagus dan menarik. Kalau dilihat dari contoh di atas, bukankah hanya sekadar membaca judulnya saja sudah membuat hati tertarik dan mata melirik?

Begitulah! Bagi seorang penulis pemula, membuat judul yang menarik, inovatif, dan kreatif adalah PR yang sangat menentukan penjualan bukunya. Karena penulis pemula itu belum dikenal. Sehingga penulis pemula harus melambungkan karyanya dengan judul yang menarik. Bagaimana? Sudah punya bayangan mau membuat judul bukumu seperti apa?
let’s do that!


Disadur dari materi sekolahmenulis.id oleh Mahesta Rastha Andaraa

Komentar

POPULAR POST