#SharingByVia - Hati-Hati Berkenalan Lewat Media Sosial, Saya Hampir Tertipu
Media sosial memang memiliki dua sisi yang berbeda, sisi
negatif dan sisi positif. Hal tersebut merupakan dua sisi konsekuensi yang tak
bisa kita hindari, semakin majunya perkembangan zaman, kita pun juga harus maju
mengikuti perkembangan, jika tidak, bukan tidak mungkin kita akan sulit untuk
menjadi lebih maju, atau setidaknya sulit untuk menyetarakan diri dengan orang
lain yang mengikuti perkembangan.
Dengan kemudahan komunikasi yang ditawarkan saat ini,
penggunaan media sosial pun menawarkan kemudahan yang sangat memukau, jika dulu
saat saya masih duduk di kursi sekolah, kalau ingin mengajak teman bermain
harus datang langsung ke rumahnya, ketok pintunya, nungguin dia mandi, dandan
dan barulah pergi.
Kalau kini tinggal ambil gawai lalu chat, kita akan segera
tahu apakan teman kita tersebut bisa diajak keluar bersama kita atau tidak.
Tak hanya itu, berkenalan pun menjadi sangat mudah, jika
dulu kalau ingin berkenalan harus ketemuan dulu dengan orangnya langsung, kalau
sekarang ya tinggal scroll di media sosial bahkan bisa video call.
Yaps kemudahan itu memang memukau namun ternyata di balik
itu semua ada bahaya yang mengintai. Pastinya kita udah sering ketemu ya berita
tentang berbagai penipuan dalam penggunaan media sosial, misalnya penculikan,
pemerkosaan, penipuan dan lain-lain.
Nah kali ini aku akan sedikit bercerita tentang bahaya
penggunaan media sosial yang pernah aku rasakan, dan bahkan aku sampai hampir
saja tertipu.
Sudah siap baca ceritanya?
Tarik napas.
Keluarkan dari mana saja.
Sudah..
Hehe…
Jadi ceritanya aku lagi asiknya ngoprek-ngoprek blogku
ini. Dan aku pun berniat mengubah
halaman profil. Di halaman profil kemudian aku cantumkan nomor whatsapp, sebab
aku ingin blogku ini terlihat resmi saja gitu.
Selang beberapa waktu, aku menerima sebuah chat lewat
aplikasi whatsapp, sebenarnya tak sopan menurutku sebab beliau memulai chat-nya
dengan satu huruf saja yakni huruf “P” menurutku masih lebih sopan kalau beliau
bilang “Halo” atau “Hai” ya… terlihat gak pelit-pelit amat gitu kan.
Kemudian beliau to the point.
“Ini Via yang punya artikel?”
Aku bingung dong, aku punya artikel? Artikel apa?
Kemudian beliau kirim hasil tangkapan layar yang
memperlihatkan profil blogku, yaps disana ada nomor whatsapp, oh maksudnya
blog, aku lalu membenarkan. Aku
penasaran dong, aku lihat foto profilnya, cowok, pakai kopiah dan berbaju
dinas, manis dan ganteng serta terlihat seperti lelaki baik-baik, namun memang fotonya
sedikit buram.
Lalu beliau bilang
“saya suka dengan tulisannya.”
Yaps aku sempat terbang dibuatnya, dan tak menyangka jika
ada yang memperhatikan tulisanku. Dan kemudian aku langsung dibuat berharap
jika saja beliau akan memberi job padaku, hehe
Oh tidak, beliau hanya ingin berkenalan rupanya, dan entah
mengapa beliau tahu persis jika aku belum menikah dan memang sedang menanti
jodoh, beliau membawa topik yang tepat, beliau sedang mencari pendamping hidup,
katanya.
Dengan santainya aku balas satu persatu, sempat ada yang
membuatku tak nyaman, beliau berkali-kali mengirim “P” jika lama aku tak
membalas, sangat tidak sabar bukan?
Lalu sampailah pada suatu kondisi yang extreme, beliau ingin
melamarku.
Wah.. kayak kesambet gledek kan..
Lalu aku cari alasan dong, beliau ceritanya kerja mapan di
Pulau Jawa sementara aku tinggal di Pulau Sumatera, yang pasti aku tak bisa
ikut beliau merantau.
Namun rupanya beliau menjawab dengan jawaban yang juga
ekstrim. Katanya beliau bisa mengajukan mutasi bulan depan untuk pindah ke
daerah tempat tinggalku.
Wah serius sekali, pikirku waktu itu. Aku pun berpikir,
yaudah kalau serius pasti datang kan, kita tunggu saja, dan, aku kasih harapan
saja, wahaha
Memang selama chat dengan beliau, beliau menunjukkan sikap
seperti seorang yang sibuk sekali dalam pekerjaannya, dan seolah pekerjaannya
itu menjanjikan sekali.
Lalu, aku minta tukaran CV sebagai bentuk perkenalan lebih
lanjut namun beliau tak menyanggupi, katanya biar nanti datang langsung ke
rumahku saja dan berkenalan lebih jauh.
Di titik ini aku sempat merasa aneh, kok bisa seyakin itu
sama aku ya? Apakah semudah itu mutasi kerja hanya dengan alasan ini? Namun aku
tetap positif thinking, ya kan orangnya ingin serius, dan barangkali beliau
orang yang optimis gitu.
Chat berlanjut sampai kemudian beliau meminta foto, ya aku
masih baik-baik aja sih, aku kirim foto bersama dengan teman-teman, namun
ternyata beliau meminta lagi dan lagi, benar-benar tidak nyaman dibuatnya, aku
pun mulai meminimalisir komunikasi.
Yang bikin aku terbelalak, beliau meminta semua akun sosmedku
beserta paswordnya, what? Hello, kamu siapa? Beliau berdalih Karena beliau
serius dengan aku. Aku sempat berpositif thinking untuk kesekian kalinya bahwa
mungkin saja beliau memang tipe yang posesif namun tetap saja aku merasa aneh,
bisa saja kan akunku dialihgunakan? Ya,, aku tidak sebodoh itu memberi pasoword
akun, apalagi untuk orang yang baru dikenal, meskipun beliau begitu memaksa.
Yang selanjutnya juga bikin gregetan
Beliau menanyakan apakah aku masih, maaf p***w** ?
Simple sih aku jawab aja “iya” dan yang aku tak sangka
beliau meminta foto sebagai pembuktian.
What? Wah makin gila nih ya. Kutolak habis-habisan kan, ini
bener-bener diluar batas, namun beliau memaksa dan terus memaksa sebagai dalih
pembuktian dan jika nanti terbukti jawabanku tidak benar, beliau akan menuntut
di kemudian hari. Ngeri ye??
Aku pun tak habis akal, ku ganti jawaban saja, kubilang
“nggak” , apakah beliau masih meminta foto? Ternyata masih. Dan ini bener-bener
bikin aku aneh tujuh keliling, untuk apalagi foto jika jelas-jelas sudah
dijawab “tidak”?
Aku lalu meninggalkan chat dengan beliau dan beralih peran
sebagai stalker, tahu kan kalo wanita itu stalker terbaik sampe ke akar-akar?
Hahaha
Berbekal nama yang tercantum di nomor whatsappnya dan foto
profil, aku menelurusi lewat facebook, agak susah memang namun akhirnya
kutemukan sebuah akun dengan foto profil yang sama, yaaa foto profil di
facebook itulah yang dipotong untuk kemudian dijadikan foto profil WA makanya
sedikit buram. Di Facebook kutemukan kesesuaian data dengan apa yang beliau
sampaikan, soal tahun lahir dan lokasi kerja, pas semuanya meskipun ada sedikit
berpedaan nama, namun tak ada apa-apa lagi di Facebook, aku lalu beralih ke
instagram.
Di instagram kutemukan beberapa nama yang sama di beberapa
akun, dan What? Aku terbelalak lagi, aku menemukan sebuah akun selebgram
berfollower 128K, orang yang benar-benar sama dengan foto yang ada di profil
WA. Seorang musisi dan juga seorang yang bekerja dengan pekerjaan tetap di
sebuah kantor pemerintah di Pulau Jawa.
Aku memutar otak, tak mungkin semudah itu aku chat dengan
seorang artis, dan tak mungkin beliau
akan semudah itu pindah kerja ke daerahku demi aku yang baru dikenal.
Yaps, berbagai kejanggalan-kejanggalan itu kususun satu
persatu, aku kembali ke chat dan menemukan beliau yang masih meminta dikirimkan
foto, kali ini bahkan foto yang vulgar-vulgar.
Wah… gak beres kan ini?
Berbagai kesimpulan kutemukan,
Beliau baru kenal aku tak sampai 48 jam.
Beliau tidak sabaran.
Beliau meminta foto-fotoku, beberapa kali memanggil lewat
telepon WA dan juga meminta password akun sosmedku.
Beliau dengan mudahnya ingin mutasi kerja namun tak mau
bertukaran CV.
Semua Itu memberikanku kemungkinkan bahwa tentu saja jika
beliau berhasil menghipnotisku dan membuatku mengirimkan foto dan password akun
sosmed, beliau bisa mengancam akan menyebarluaskan fotoku atau bisa menggunakan
akunku untuk keperluan kejahatan lain seperti penipuan dan pengancaman lainnya.
Yaps sudah jelas sekali, aku ditipu dan jadi sasaran
kejahatan dong ya. Kejadian ini bikin aku sadar dan aku bersyukur tak terlalu
terpengaruh dengan dia.
Aku langsung tegas dong, namun masih santun, kubilang saja
bahwa aku mundur dan semoga dia mendapatkan pasangan hidup yang terbaik. Yuhu
kok bisa sih aku doain dia begitu, harusnya kudoain biar dia cepet tobat, hehe
Gak semudah itu fergusso, dia tetap gak terima dan berdalih
bahwa dia benar-benar serius denganku, dia tetap minta aku mengirimkan foto,
serius deh dia seperti orang yang benar-benar haus akan foto, kasian dan aneh
banget kan ya.
Aku mengabaikannya sambil mencari cara terbaik untuk menyelesaikan
ini. Aku sempat meninggalkan chat sampai kemudian dia serbu aku dengan “P” “P”
“P”
Dan di sinilah puncaknya yang bikin jantungan, di chat itu dia
bilang dia sudah kirim video duluan, maaf
itu katanya video alat vitalnya, aku shock dan memang disitu ada video yang
sudah masuk, namun untungnya di hp-ku tak langsung terdownload, jadi yang
tampak hanya gambar buram.
That was finished. Aku benar-benar sudah tertipu dengan orang
tersebut, saat beliau lihat aku sudah baca chatnya, beliau langsung serbu lagi
dengan “P”, dan sepertinya aku tak sempat membalas apa-apa lagi karena sudah
panik, langsung aku mencari menu-menu yang bisa menuntaskan chat tersebut dan,
akhirnya aku Laporkan Ke Whatsapp, akun beliau sudah terblokir dariku dan semua
chat itu hilang.
Astaghfirullah, aku menghela napas, untung aku tak menuruti
semua keinginannya, untung saja aku masih sadar dan masih bisa berpikir jernih,
aku gak tahu deh kalau-kalau saja aku sempat memenuhi permintaannya, tentu saja
akan jadi lain ceritanya. Nomor whatsapp di blog ini langsung aku hapus dan aku
tak akan lagi meletakkan nomorku di sosmed manapun lagi.
![]() |
sumber : pixabay.com |
Nah jadi kesimpulannya apa sih nasihat yang ingin aku
sampaikan lewat cerita ini khususnya
untuk anak-anak remaja yang mungkin saja mudah terpengaruh?
1. Jangan mudah percaya dengan orang yang baru
dikenal apalagi hanya lewat sosmed dan dalam waktu yang singkat.
2. Telusuri orang yang baru dikenal lewat sosmednya
3. Cari aman dengan menceritakan riwayat perkenalan
itu kepada orang terdekat, pendapat orang lain mungkin akan lebih rasional
4. Jangan pernah berikan password akun sosial media
kepada siapapun
5. Banyak-banyak mohon petunjuk pada Allah SWT,
semoga kita bisa terhindar dari hal-hal yang akan merugikan kita.
Sekian, semoga bermanfaat.
Punya pengalaman yang sama? boleh cerita di komen ya..
Komentar
Posting Komentar