Cerpen : Wanita Umur Tiga Puluh Tujuh

cerpen-wanita




“Surat lagi…”
“Hei di sana…”
“Di sana juga…”
“Ehh di sana lagi…”

Oh, andai kalian tahu sungguh sibuk sekali kami di kayangan ini. Kami biasanya punya beberapa waktu sibuk diantaranya saat turun hujan, di sepertiga malam dan saat bencana terjadi. Kali ini kami benar-benar sedang sibuk sebab telah terjadi bencana di suatu tempat, kami tahu bahwa Tuhan sedang murka.  

Pintu langit diketuk tiada henti. Kotak masuk di tiap-tiap pintu penuh dengan surat dari berbagai kalangan. Bahkan satu kalangan bisa berpuluh kali mengetuk pintu dalam sehari. Setiap kali pintu diketuk maka setiap itu pula sebuah surat diletakkan di kotak masuk. Semua surat-surat itu adalah urusan kami, sampai-sampai kami tak bisa berkedip sedetik pun.

“Tuhan, apa tak hendak ditutup dulu sejenak?” tanyaku pada suatu waktu.
“Jangan! Mereka itu hanya mengirimiku surat saat ini yakni saat mereka sedang berduka, sedang saat bahagia mereka berpaling dan lupa kepadaku. Biarkanlah. Ingin kulihat wajah memelas mereka. ” suara Tuhan menggetarkan langit.

Teori mereka mengatakan bahwa kami, para malaikat, tidak pernah lelah dan tidak pernah tidur. Kami bekerja non stop, selalu siap sedia menyampaikan surat berisi doa-doa mereka kepada Tuhan kapanpun dan dalam keadaan apapun. Ahh mereka benar-benar memanfaatkan kelebihan kami. Andaikan mereka tahu, kami juga pernah bosan dengan ritunitas kami. Kami pun  pernah merasa bosan dengan surat yang isinya itu-itu saja dari seorang hamba yang itu-itu saja.  Terlebih lagi sangat bosan dengan hamba yang mengirim surat tobat kemudian mengulangi perbuatannya, tobat lagi dan mengulangi lagi, lagi, dan lagi begitu seterusnya. Untunglah Tuhan kami benar-benar bermurah hati.

Meski begitu, sebetulnya kebosanan itu tak bisa kami rasakan, tugas-tugas yang menumpuk setiap detik membuat kami tak bisa merasakan apapun. Kami hanyalah bertugas untuk Tuhan, hanya itu, sedangkan manusia terlalu perasa, terlalu picik dan licik. Sekali mereka tahu perihal kebosanan kami ini maka habislah kami dikritik di media sosial.

Lupakan soal bencana, Tuhan selalu memaafkan hambanya yang kembali kepada-Nya.

Kali ini waktunya di sepertiga malam. Kami menerima begitu banyak doa tentang jodoh. Bahkan ada seorang wanita yang sudah lama sekali meminta, bertahun-tahun lamanya ia memohon dengan sabar dan pasrah. Namun kenyataannya sejak umur ia pantas menikah hingga kini ia sudah di usia pantas menimang cucu, belum juga Tuhan mengabulkannya.

“Biarkanlah, nanti saja.” Kata Tuhan pada suatu waktu.

Jika aku menjadi manusia, aku akan iba padanya, tapi aku meyakini Tuhan selalu punya rencana terbaik untuk hamba-hambanya  di dunia. Hanya saja tiada yang tahu apapun selain Tuhan, sebab hanya Tuhanlah yang tahu semuanya.

Memang Tuhan pernah bilang dalam Al-Qur’an surah Al-Mukmin ayat 60 “Berdoalah kepadaku maka akan kuperkenankan bagimu

“Jodoh lagi!” seorang teman berteriak. Dari wanita yang sama. Entah mengapa kami segera mengadu kepada Tuhan.

“Wanita itu, jika dia tidak pernah tinggal sholat tahajjud sejak dua minggu terakhir,  kabulkan!

Kami kaget. Wanita itu adalah salah satu wanita yang sudah lama menarik perhatian kami, dan sudah sering pula kami kadukan pada Tuhan. Dia wanita umur tiga puluh tujuh yang benar-benar sudah sangat ingin bertemu jodohnya. Doanya tak pernah absen di kotak masuk setiap hari di sepertiga malam. Wanita itu berpendidikan tinggi dan menjalankan sebuah bisnis yang sukses. Tak hanya itu, wanita itu cantik meskipun sudah mulai tampak keriput di wajahnya. Seluruh keluarga telah mendesaknya habis-habisan untuk segera menikah, orang tuanya membandingkannya dengan saudara lain yang sudah memberikah banyak cucu, sepupu-sepupunya pun ikut mengejek. Namun kami lihat wanita itu tetap sabar dan terus berdoa dalam menanti jodohnya.

“Berikan dia lelaki itu”
Kami terkaget lagi. Kami tahu benar siapa yang diberikan Tuhan pada wanita tua itu. Lelaki yang tidak ganteng dan juga tidak kaya, tidak berasal dari keluarga terpandang, lelaki yang serba biasa saja. Kami hanya memikirkannya sekilas, lalu kami bergegas menjalankan perintah Tuhan.

Kemudian Tuhan berseru lagi.
“Ada seorang wanita muda yang meminta jodoh setiap kali berdoa. Apapun yang dia lakukan, menangis, memohon. Jangan pikirkan dia.”

Oh, belum ada jodoh untuk wanita itu. Kami menurut saja. Tuhan selalu punya rencana terbaik, kami tahu itu, hanya saja terkadang manusia tidak sabar sehingga melakukan perbuatan menentang Tuhan. Andai para manusia tahu begitu baiknya Tuhan mereka. Hidup mereka akan sangat indah.

Waktu sepertiga malam usai, pintu langit sedikit sunyi dari gedoran pintu.



***
Sore hari di sebuah desa kecil yang nyaman dan damai, dua orang wanita sedang duduk di beranda rumah.

“Kapan kamu akan menikah Marni? Emakmu ini sudah semakin tua saja, takutnya emakmu ini tidak bisa melihat kamu berbahagia.Ucap ibunda Marni sore itu.
“Iya  Mak, aku sudah berusaha, berkali-kali aku gagal berkenalan dengan lelaki, ada saja yang tidak pas denganku.” Jawab Marni.
“Janganlah kamu terlalu pemilih, Marni. Umurmu itu sudah tiga puluh tujuh, sudah paling tua di desa ini, tak sempat lagi untuk memilih-milih.

Marni terdiam, memang belum ada yang memikat hatinya, banyak lelaki baik, ganteng dan kaya yang melamarnnya, belum saja ada yang berhasil memikatnya. Cibiran orang-orang sekampung yang terus menekannya memang sempat membuatnya sedih dan merasa hancur bahkan hampir putus asa, maklum wanita di kampungnya selalu dinikahkan pada usia muda, tak ada kesempatan untuk mengecam ilmu dunia lebih lama, cukup berbekal ilmu memasak dan mengurus rumah maka sudah cukup dikatakan berilmu. Namun Marni adalah wanita yang kuat, hingga seorang pemuda datang ke rumah Marni sore itu, tetangga marni, umurnya dua puluh sembilan.

“Saya ingin melamar Kak Marni, kalau Emak tidak keberatan.Katanya waktu itu.

Hasil dari pertemuan itu, seluruh keputusan diserahkan pada Marni. Sedangkan Marni dengan tak berlama-lama, lelaki itu diterimanya. Lelaki itu  memang lebih muda darinya, sederhana kehidupannya, pun bekerja dengan gaji pas-pas an, namun bukan itu yang menjadi pertimbangan utama Marni, satu hal yang penting bagi Marni, lelaki itu soleh, memikat Marni. Penantian panjang Marni  selesai, Jodohnya datang hari itu.


***
Sementara itu di sebuah rumah di tengah kota yang sibuk, seorang wanita muda yang berparas cantik juga sedang dalam penatian jodohnya. Wanita itu bernama Ayu, taat beragama serta berasal dari keluarga terpandang. Ayu memang merasan sudah siap lahir dan bathin untuk menikah, namun kemudian ia tak sabar menanti. Seorang lelaki kemudian berhasil menariknya dalam lubang hitam, Ayu berdekatan dengan lelaki mana saja semaunya. Sejak itu Ayu yang dulunya sangat rajin dalam beribadah kini sudah semakin lalai bahkan tak lagi mengingat Tuhannya.

Tentu saja Ayu berhasil menikah dengan lelaki yang ia pilih dan yang ia rasakan terbaik baginya. Itulah pilihan Ayu, memang mungkin terbaik bagi Ayu, tapi mungkin bukan yang terbaik bagi Tuhan.



***

Hari semakin berlalu, namun runinitas kami tak pernah usai, tak disangka waktu memang semakin lama terasa semakin cepat. Tuhan bilang, memang begitulah karena dunia sudah tua.

“Hei Lihatlah doa wanita-wanita ini!Teriak seorang diantara kami. Kami bergegas, sudah di sepertiga malam. Kami membaca surat masuk itu.

Marni : “Tuhan, terimakasih telah berikan aku suami yang soleh dan sangat baik, dia nyaris sempurna, aku bahagia sekali, pertemukanlah kami nanti di surga-Mu ya Allah.”

Aamiin. kami bersama meng-aamiin-kan doa Marni. Lalu beralih pada surat yang lainnya.

Ayu : “ Tuhan, maafkan aku yang telah lalai dan berpaling dari-Mu, aku menuruti hawa nafsuku, suamiku selingkuh Tuhan, dia kasar sekali padaku, aku telah salah memilihnya, aku sedih sekali, bantulah aku ya Tuhan.”

Kami terdiam. Tuhan selalu penuh kejutan dan juga tak pernah ingkar Janji. Tuhan pernah bilang, manusia hanya perlu mengikuti perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya maka semua akan baik-baik saja.

Komentar

  1. Wah, sudut pandangnya menarik. Personifikasi malaikat memang bisa berkembang jadi banyak hal.

    BalasHapus
  2. Kunjungan perdana.. salam kenal viarinzeani. semoga bisa mampir kesini sering2..

    BalasHapus
  3. MasyaAlloh,, keren, kak.. membuka hati untuk senantiasa menerima akan takdirNYA

    BalasHapus

Posting Komentar

POPULAR POST