Puisi : Kehabisan
Jamahi aspal keras kerontang
Menyibak sang permadani hijau
Nan tak pernah menyapa riang
Kala itu,
Tumpahan jingga selimuti cakrawala
Tak sabar mengadu pada raja insan
Ingin berganti penat dengan sang biduan malam
Kala itu,
Berguguran peluh sang tua lusuh
Kaki yang tak henti berkayuh
Rotasi roda semakin mengeluh
Kelokan stang pun kian rapuh
Sorotan mata nan amat rengkuh
Menyusuri lintas kehidupan
Di genggamannya materi kehidupan
Di pundaknya pegangan kehidupan
Di matanya tujuan kehidupan
Di raganya makna kehidupan
Sunyi mengalun syahdu
Suara lamat-lamat menghilang
Terlibas angin malam nan berdesau
Terhimpit kibasan para elang
Sungguh indah tempat terpencil ini
Tempat kembali menuju mimpi
Tempat mengaitkan dangkalnya harapan
Tempat kembali menyambung kehabisan
Ah, demi ia, si kehabisan
Tak telah tak jua rapuh
Temani detik dinaungan bayang-bayang
Menanti umpan menjumpai takdir
Sorot bola mata nan sayu, menerobos beningnya air
Dibawah itu, kehidupan lain bergulir
Jangan lanjutkan kehabisan semalam
Atau janganlah pulang
Hingga kau temukan ia
Untuk hentikan kehabisan
Komentar
Posting Komentar